Paradigma Pendidikan Nasional Masa Xxi

FAST DOWNLOADads
Download
Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI - Sebagai bangsa yang mempunyai harga diri dan yang telah mengacungkan unggulan berbudaya tidak sanggup menutup mata serta telinga, berdiam diri, hirau terhadap daya guna pembaharuan ilmu dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi untuk kebaikan umat manusia. Kebangunan dan gambaran bangsa gres akan terlihat kalau kita ikut berlomba dalam peradaban dengan menyumbangkan karya, pikiran dan keagungan pikir dalam tatanan dunia yang baru. Usaha kita itu terutama untuk kepentingan dan keselarasan pembangunan bangsa menghadapi ekonomi dan sosial yang sadar-pengetahuan, dan penciptaan insan berkapasitas pemecah soal. Kita ikut mengisi khazanah ilmu pengetahuan teoretis maupun terapan sambil memancarkan wawasan dan kemitraan yang murni.

Bersamaan dengan pembaharuan hidup berkebangsaan dengan ekonomi dan sosial sadar-pengetahuan kita membangun insan berdaya cipta, berdikari dan kritis tanpa meninggalkan wawasan tanggungjawab membela sesama untuk diajak maju menikmati kemampuan yang disediakan era ini. Berdaya cipta ialah menggenggam pengertian bahwa sosok tersebut sanggup menghasilkan sesuatu yang asli dan khas dan, tentunya, berkhasiat bagi penyelenggaraan hidup terhormat. Seperti kita pahami sosok menyerupai ini yaitu mereka yang tidak hanya sanggup membangkitkan satu balasan mutlak berdasarkan resep. Tetapi mereka yaitu sosok yang bisa menghasilkan aliran berangkai, yakni menyediakan banyak sekali gagasan khas namun, pada akirnya beliau harus bisa memilah dan memilih yang terbaik. Hal ini harus tampak pada modus pendidikan masa sekarang yang tidak hanya mengagungkan satu alur aliran saja.
 Sebagai bangsa yang mempunyai harga diri dan yang telah mengacungkan unggulan berbudaya t Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI
Dalam relasi ini kita ditantang untuk mencipta tata-pendidikan yang sanggup ikut menghasilkan sumber daya pemikir yang bisa secara berdikari ikut membangun tatanan sosial dan ekonomi sadar-pengetahuan menyerupai laiknya warga era XXI. Mereka harus terlatih mempergunakan kekuatan argumen dan daya pikir, alih-alih kekuatan fisik konvensional. Dan yang tak kalah pentingnya, dengan kenyataan bahwa penguasaan serta jalan masuk tekno-sains yang bukan lagi didominasi oleh dunia akademis, mereka harus mempunyai kreativitas tinggi yang diperlihatkan dengan kentalnya sifat inovatif dan inventif dalam karya-karya asli mereka. Tentu saja dalam memandang ke depan dan merancang langkah kita tidak boleh sama sekali berpaling dari kenyatan yang mengikat kita dengan realita kehidupan. Indonesia masih menyimpan banyak kantong-kantong kemiskinan, wilayah kesehatan umum yang tidak memadai dan kesehatan kependudukan yang rendah serta mutu umum pendidikan yang belum sanggup dibanggakan. Ini memerlukan perhatian dan upaya yang serius, taat azas dan, tidak kurang pentingnya, dana. Kita juga masih menyandang kewajiban luhur membawa kelompok-kelompok terpencil dan belum terendus pendidikan dalam pengertian berbangsa. Kewajiban kita yaitu mengangkat dan mengajak mereka biar sanggup bahu-membahu mencicipi kenyamanan zaman baru, apakah itu manfaat dari energi, komunikasi, layanan kesehatan maupun hak dalam alam demokrasi dan hak di hari tua.

Sederet falsafah dan kebijakan tradisional yang berkembang dalam kehidupan kita terangkum sebagai budaya bangsa, telah ikut menerapkan dan merawat lingkungan hidup alami. Namun masuknya budaya asing, yang kurang tenggang rasa terhadap kehidupan lingkungan telah sanggup mencabut akar kebajikan itu dari lingkungan tanpa daya kita untuk mencegahnya. Nurani dan nalar sehat haruslah menjadi ciri dalam pendidikan dalam era yang tak lagi mengenal batas geografi menyerupai era XXI ini.

Implikasi Perubahan Zaman (Abad XXI)

Memasuki era XXI, terasa begitu banyak hal yang berubah secara mendasar dalam banyak sekali aspek kehidupan manusia. Runtuhnya sekat-sekat geografis akhir kegiatan globalisasi dan kemajuan teknologi info telah mengubah dunia ini menjadi sebagaimana layaknya sebuah desa raksasa yang antar penghuninya sanggup dengan gampang saling berinteraksi, berkomunikasi, dan bertransaksi kapan saja serta dari dan di manapun mereka berada. Dampak yang ditimbulkan dari perubahan lingkungan dunia membengkak luar biasa, antara lain diperlihatkan melalui sejumlah fenomena seperti:
  • Mengalirnya bermacam-macam sumber daya fisik maupun non-fisik (data, informasi, dan pengetahuan) dari satu tempat ke tempat lainnya secara bebas dan terbuka. Ini telah merubah total lingkup bisnis dan lingkup perjuangan yang selama ini terlihat mapan;
  • Meningkatnya kerja sama dan kerjasama antar negara dalam proses penciptaan produk dan/atau jasa yang berdaya saing tinggi secara eksklusif maupun tidak eksklusif telah menggeser kekuatan ekonomi dunia dari “barat” menuju “timur” dari “utara” ke ‘selatan”;
  • Menguatnya tekanan negara-negara maju terhadap negara berkembang untuk secara total segera menerapkan kegiatan globalisasi yang disepakati bersama memaksa setiap negara untuk menyerahkan nasibnya pada prosedur ekonomi pasar bebas dan terbuka yang belum tentu mendatangkan laba bagi seluruh pihak yang terlibat;
  • Membanjirnya produk-produk dan jasa-jasa negara luar yang dipasarkan di dalam negeri selain meningkatkan suhu persaingan dunia perjuangan juga besar lengan berkuasa eksklusif terhadap teladan pikir dan sikap masyarakat dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari;
  • Membludaknya tenaga absurd dari level buruh hingga administrator memasuki bursa tenaga kerja nasional telah menempatkan sumber daya insan lokal pada posisi yang cukup dilematis di mata industri sebagai pengguna; dan
  • Meleburnya portofolio kepemilikan perusahaan-perusahaan swasta menjadi milik bersama pengusaha Indonesia dan pihak absurd di banyak sekali industri strategis tanpa disadari menjadi jalan efektif masuknya budaya luar ke tengah-tengah masyarakat tanah air.

Berbagai fenomena tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi merambah ke segala hampir di seluruh negara berkembang yang ada–bahkan beberapa negara maju di dunia barat pun mencicipi tantangan yang sungguh mahir akhir munculnya kekuatan dari negara di Asia menyerupai Cina, India, dan Taiwan.

Rumusan Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI

Dengan demikian paradigma pendidikan nasional era XXI sanggup dirumuskan sebagai berikut:
  • Untuk menghadapi era XXI yang makin syarat dengan teknologi dan sains dalam masyarakat global di dunia ini, maka pendidikan kita haruslah berorientasi pada ilmu pengetahuan matematika dan sains alam disertai dengan sains sosial dan kemanusiaan (humaniora) dengan keseimbangan yang wajar.
  • Pendidikan ilmu pengetahuan, bukan hanya menciptakan seorang akseptor didik berpengetahuan, melainkan juga menganut sikap kelilmuan dan terhadap ilmu pengetahuan, yaitu kritis, logis, inventif dan inovatif, serta konsisten, namun disertai pula dengan kemampuan beradaptasi. Di samping menawarkan ilmu pengetahuan, pendidikan ini harus disertai dengan menanamkan nilai-nilai luhur dan menumbuh kembangkan sikap terpuji untuk hidup dalam masyarakat yang sejahtera dan senang di lingkup nasional maupun di lingkup antar bangsa dengan saling menghormati dan saling dihormati.
  • Untuk  mencapai  ini  mulai  dari  pendidikan  anak  usia  dini,  pendidikan  dasar, menengah dan pendidikan tinggi haruslah merupakan suatu sistem yang tersambung akrab tanpa celah, setiap jenjang menunjang penuh jenjang berikutnya, menuju ke frontier ilmu. Namun demikian, penting pula pada simpulan setiap jenjang, di samping jenjang untuk ke pendidikan berikutnya, terbuka pula jenjang untuk eksklusif terjun ke masyarakat.
  • Bagaimanapun juga, pada setiap jenjang pendidikan perlu ditanamkan jiwa kemandirian, alasannya yaitu kemandirian pribadi mendasari kemandirian bangsa, kemandirian dalam melaksanakan kerjasama yang saling menghargai dan menghormati, untuk kepentingan bangsa.
  • Khusus di perguruan tinggi, dalam menghadapi konvergensi banyak sekali bidang ilmu pengetahuan, maka perlu dihindarkan spesialisasi yang terlalu awal dan terlalu tajam.
  • Dalam pelaksanaan pendidikan perlu diperhatikan kebhinnekaan etnis, budaya, agama dan sosial, terutama di jenjang pendidikan awal. Namun demikian, pelaksanaan pendidikan yang berbeda ini diarahkan menuju ke satu teladan pendidikan nasional yang bermutu.
  • Untuk memungkinkan seluruh warganegara mengenyam pendidikan hingga ke jenjang pendidikan yang sesuai dengan kemampuannya, intinya pendidikan harus dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat dengan mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah (pusat dan daerah).
  • Untuk menjamin terlaksananya pendidikan yang berkualitas, sistem monitoring yang benar dan penilaian yang berkesinambungan perlu dikembangkan dan dilaksanakan dengan konsisten. Lembaga pendidikan yang tudak memperlihatkan kinerja yang baik harus dihentikan.

Demikianlah uraian perihal Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. Semoga sanggup membuka wawasan sahabat-sahabat membumikan pendidikan.
FAST DOWNLOADads
Download
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url