Pendekatan Pembelajaran Pada Anak Usia Dini (Aud)

FAST DOWNLOADads
Download
Pendekatan Pembelajaran Pada Anak Usia Dini (AUD) - Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang dibutuhkan oleh anak didik dalam beradaptasi dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Pendidikan anak usia dini pada umumnya diarahkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai- nilai kehidupannya. Melalui pendidikan, anak diharapkan sanggup mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya – agama, intelektual, sosial, emosi, dan fisik, mempunyai dasar-dasar agama yang dianutnya, mempunyai kebiasaan-kebiasaan prilaku yang diharapkan, menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan dasar sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan, serta mempunyai motivasi dan sikap berguru yang positif.

Kepedulian terhadap pendidikan anak usia dini memperlihatkan akan esensi pendidikan itu sendiri dalam merespon tantangan dan persaingan cukup umur ini. Sejak usang banyak jago (Montessori, Peabody, Froebel, Ki Hajar Dewantara, Cuisenaire) yang memandang anak usia dini sebagai fase yang sangat mendasar bagi perkembangan kepribadian dasar individu. Meskipun ada pola-pola perkembangan umum yang lajim dilalui oleh anak, variasi individual antar anak yang satu dengan anak yang lainnya tetap ada. Masing-masing anak merupakan pribadi yang unik dan menarik.

Dengan demikian sikap orang cukup umur yang lain yang sanggup membantu perkembangan anak ialah dengan menawarkan umpan balik yang positif, bersikap terbuka, melaksanakan negosiasi, mau mendengar, adanya kedekatan emosional sehingga anak merasa dihargai, diterima dan diakui. Selain itu dengan menawarkan aneka macam perangsangan tersebut anak diharapkan sanggup mengatur perasaan dan emosinya sendiri yang kemudian sanggup kuat terhadap relasi sosial mereka kelak.

Jenis Pendekatan Pembelajaran Pada Anak Usia Dini

Pembelajaran anak usia dini sanggup dikelompokkan menjadi tiga pendekatan, yaitu:  pembelajaran bebas, pembelajaran terpimpin, dan pembelajaran kondusif.
Pendekatan Pembelajaran Pada Anak Usia Dini  Pendekatan Pembelajaran Pada Anak Usia Dini (AUD)

Pembelajaran Bebas

Pengertian Pembelajaran Bebas
Pembelajaran bebas merupakan suatu taktik pembelajaran yang memberikan  kesempatan  yang  seluas-luasnya  untuk mendapat pengalaman berguru yang bermakna kepada anak. Strategi ini sangat menguntungkan anak yang mempunyai kekuatan untuk mandiri. Anak yang sanggup bangkit diatas kaki sendiri memperlihatkan kepemimpinannya, tidak terlalu tergantung guru. Bila perlu anak tiba kepada guru. Kreativitasnya sanggup berkembang. Iapun tidak canggung, kebutuhan bermain anak dicukupi, acara bermain dihargai dan dianggap sebagai cerminan kehidupan yang sebenarnya. Sebaliknya bagi anak yang kurang mandiri, model pembelajaran ini sanggup menimbulkan frustasi, tidak tahu apa yang harus dilakukan, putus asa, cemas, bosan, bingung, dan tidak terkendalikan.

Ciri-ciri Pembelajaran Bebas
Pembelajaran bebas mempunyai ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut:
  • Kegiatan pembelajaran berpusat pada anak
  • Memberikan pengalaman pribadi pada anak
  • Strategi pembelajaran kurang terstruktur, bersifat fleksibel
  • Kebebasan bermain tidak dibatasi
  • Hasil pembelajaran sanggup berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak

Prosedur Pembelajaran Bebas
  • Pelajari kompetensi dasar pada kelompok dan semester yang sama dari setiap kemampuan yang akan dikembangkan.
  • Dalam pelaksanaan pembelajaran bebas perlu mempertimbangkan antara lain alokasi waktu, memperhitungkan banyak dan sedikitnya materi yang ada di lingkungan
  • Persiapkan alat-alat bermain yang bervariasi untuk menunjang acara yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan

Pembelajaran Terpimpin

Pengertian Pembelajaran Terpimpin
Berbeda dengan pembelajaran bebas, pembelajaran terpimpin merupakan taktik yang sepenuhnya dikendalikan guru. Guru lebih banyak berbicara dan anak mendengarkan,  mengikuti rujukan dan perintah guru, melaksanakan drill dan latihan sesuai planning guru. Anak yang tidak sanggup menangkap contoh, dipisahkan dan dibetulkan guru. Anak merasa berhasil kalau ia sanggup menjalankan apa kehendak guru. Suasana pembelajaran diwarnai oleh banyaknya sikap yang tidak dibenarkan guru sehingga banyak anak membutuhkan peringatan guru terus- menerus untuk menuntaskan tugasnya.

Ciri-ciri Pembelajaran Terpimpin
Beberapa karakteristik pembelajaran terpimpin yaitu:
  • Berpusat pada sikap mengajar guru
  • Kreativitas anak kurang berkembang
  • Menyajikan konsep dan aneka macam materi dalam suatu proses pembelajaran untuk dikuasai anak
  • Menekankan disiplin, keteraturan prosedur, dan menghargai senioritas
  • Hasil berguru ditentukan oleh kegiatan-kegiatan guru dalam mengajar

Prosedur Pembelajaran Terpimpin
  • Guru menyusun silabi menurut kompetensi dasar yang akan dikembangkan
  • Guru menyiapkan alat-alat peraga/bermain sesuai dengan kompetensi yang telah direncanakan
  • Dalam proses pelaksanaannya, anak dikondisikan untuk mentaati instruksi, perintah, dan larangan dari guru
  • Penilaian hasil berguru menurut pada penguasaan anak sesuai dengan apa yang diperintah guru

Pembelajaran Kondusif (Supportive climate)

Pengertian Pembelajaran Kondusif (Supportive climate)
Pembelajaran aman ini merupakan kombinasi antara suasana pembelajaran bebas dengan suasana pembelajaran terpimpin. Guru dan anak menyebarkan proses pembelajaran dan pengalaman. Guru berusaha menyeimbangkan secara efektif antara kebebasan aktif bereksplorasi dan membatasi supaya merasa aman saat belajar. Guru mencipta lingkungan pembelajaran dengan penuh pilihan minat. Keteraturan dalam rutinitas. Anak diberi penguatan untuk mengekspresikan diri dan menjalankan keinginannya. Meskipun kiprah telah direncanakan oleh guru, anak tetap berkesempatan untuk mengambil keputusan pilihan materi dan bahan. Sepanjang hari guru bertindak sebagai partner yang menaruh minat pada apa yang dilakukan anak. Guru mengamati, mendengarkan, berinteraksi, membesarkan hati anak, membantu memecahkan masalah. Guru memberi model sikap yang benar dan mengkaitkannya dengan pengalaman anak. Keterlibatan  anak  untuk  bertanggung  jawab  atas  solusi atau  hasil pemecahan masalahnya  sendiri. Mencipta suasana yang supportive mendukung kebutuhan anak. Anak berguru aktif, mereka fokus pada minat, dan inisatifnya, mencoba ide, bicara wacana apa yang dilakukan, memecahkan problem sendiri.

Ciri-ciri Pembelajaran Kondusif (Supportive climate)
Karakteristik utama pembelajaran aman antara lain:
  • Pengalaman dan acara berguru re1evan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak.
  • Menyenangkan alasannya ialah bertolak dan minat dan kebutuhan anak.
  • Hasil berguru akan bertahan lebih usang alasannya ialah lebih berkesan dan bermakna.
  • Mengembangkan keterampilan berpikir anak dengan permasalahan yang dihadapi.
  • Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Prosedur Pembelajaran Kondusif (Supportive climate)
  • Pembelajaran aman dimaksudkan supaya pelaksanaan acara berguru mengajar menjadi lebih bermakna dan utuh.
  • Dalam pelaksanaan pembelajaran aman perlu mempertimbangkan antara lain alokasi waktu, memperhitungkan banyak dan sedikitnya materi yang ada di lingkungan.
  • Pilihlah tema yang terdekat dengan anak.
  • Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai dari pada tema.

Pendekatan apapun yang dipakai dalam pembelajaran anak usia dini, diharapkan selalu mendudukkan anak sebagai sentra perhatian dan perlakuan. Peranan guru dalam pembentukan pola pembelajaran bukan ditentukan oleh didaktik metodik “apa yang akan dipelajari”, melainkan pengalaman berguru diperoleh melalui serangkaian acara untuk mengeksplorasi secara aktif lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan, serta berkonsultasi dengan nara sumber lain. Semoga sanggup bermanfaat.
FAST DOWNLOADads
Download
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url