Karakateristik Anak Berkebutuhan Khusus Yang Mengalami Kelainan Tunagrahita

FAST DOWNLOADads
Download
Karakateristik Anak Berkebutuhan Khusus yang Mengalami Kelainan Tunagrahita - Pada postingan kali ini, membumikan pendidikan akan share mengenai karakateristik anak berkebutuhan khusus yang mengalami kelainan mental-emosional, yaitu anak tunagrahita. Ada dua jenis anak berkebutuhan khusus yang mengalami kelainan atau gangguan mental-emosional, tunagrahita dan tunalaras. Kesempatan kali ini, membumikan akan share terlebih dahulu mengenai karakteristik anak tunagrahita. Untuk karakteristik anak tunalaras akan dishare pada postingan selanjutnya.

Baca juga: Karakteristik Anak dengan Gangguan Emosional dan Spektrum Autisma

Sebagaimana pada postingan-postingan sebelumnya mengenai karakteristik anak berkebutuhan khusus, terlebih dahulu akan dibubuhkan sebuah ilustrasi yang akan membawa pemahaman sahabat-sahabat membumikan pendidikan pada pemahaman mengenai apa itu tunagrahita. Langsung saja berikut uraian lengkapnya.

Karakteristik Akademik Anak Tunagrahita

Ilustrasi
Nani seorang siswa kelas 1 SD, beliau berpenampilan rapi menyerupai teman-teman lainnya, tetapi jarang terlihat bermain bersama teman-temannya pada dikala istirahat, beliau lebih banyak diam. Pada dikala pelajaran di dalam kelas Nani lebih banyak melongo pasive, menyerupai orang yang bingung. Jika diberi kiprah oleh guru beliau lebih tidak tahu perintah apa yang harus dikerjakan, apalagi kalau beberapa kiprah diberikan dalam satu instruksi sekaligus. Dalam pelajaran bidang akademik Nanik baik membaca, menulis maupun berhitung beliau tidak bisa mengerjakan, pada buku catatannya hanya terlihat coret-coret gambar yang tidak terang maksudnya. Setelah gurunya curiga terhadap sikap Nani, maka beliau dikonsultasikan pada andal perkembangan anak dan ternyata dinyatakan tunagrahita lantaran berdasarkan hasil investigasi psikologis Nani mempunyai kapasitas intelektual IQ 65.

Untuk memahami karakteristik anak tunagrahita maka perlu diadaptasi dengan klasifikasinya lantaran setiap kelompok tunagrahita mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Sesuai dengan postingan ini akan dibahas karakteristik akademik tunagrahita. Karakteristik anak tunagrahita secara umum berdasarkan James D. Page (Amin, 1995:34-37) dicirikan dalam hal: kecerdasan, sosial, fungsi mental, dorongan dan emosi, kepribadian serta organisme.
Karakateristik Anak Berkebutuhan Khusus yang Mengalami Kelainan Tunagrahita Karakateristik Anak Berkebutuhan Khusus yang Mengalami Kelainan Tunagrahita
  • Intelektual

Dalam pencapaian tingkat kecerdasan bagi tunagrahita selalu dibawah rata-rata dengan anak yang seusia sama, demikian juga perkembangan kecerdasan sangat terbatas. Mereka hanya bisa mencapai tingkat usia mental setingkat usia mental anak usia mental anak SD kelas IV, atau kelas II, bahkan ada yang bisa mencapai tingkat usia mental setingkat usia mental anak pra sekolah. Dalam hal belajar, sukar memahami masalah. Masalah yang bersifat abnormal dan cara belajarnya banyak secara membeo (rote learning) bukan dengan pengertian.

  • Segi sosial
Dalam kemampuan bidang sosial juga mengalami kelambatan kalau dibandingkan dengan anak normal sebaya. Hal ini ditunjukkan dengan pergaulan mereka tidak sanggup mengurus, memelihara, dan memimpin diri. Waktu masih kanak-kanak mereka harus dibantu terus menerus, disuapi makanan, dipasangkan dan ditanggalkan pakaiannya, diawasi terus menerus, sesudah cukup umur kepentingan ekonominya sangat tergantung pada tunjangan orang lain. Kemampuan sosial mereka ditunjukkan dengan Social Age (SA) yang sangat kecil dibandingkan dengan Cronological Age (CA). Sehingga skor sosial Social Quotient (SQ)nya rendah.

  • Ciri pada fungsi mental lainnya
Mereka mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian, jangkauan perhatiannya sangat sempit dan cepat beralih sehingga kurang tangguh dalam menghadapi tugas. Pelupa dan mengalami kesukaran mengungkapkan kembali suatu ingatan, kurang bisa menciptakan asosiasi serta sukar menciptakan kreasi baru.

  • Ciri dorongan dan emosi
Perkembangan dorongan emosi anak tunagrahita berbeda-beda sesuai dengan tingkat ketunagrahitaannya masing-masing. Anak yang berat dan sangat berat ketunagrahitaannya hampir tidak menunjukkan dorongan untuk mempertahankan diri, dalam keadaan haus dan lapar tidak mengatakan tanda-tandanya, mendapat perangsang yang menyakitkan tidak bisa menjauhkan diri dari perangsang tersebut. Kehidupan emosinya lemah, dorongan biologisnya sanggup berkembang tetapi penghayatannya terbatas pada perasaan senang, takut, marah, dan benci. Anak yang tidak terlalu berat ketunagrahitaannya mempunyai kehidupan emosi yang hampir sama dengan anak normal tetapi kurang kaya, kurang kuat, kurang beragam, kurang bisa menghayati perasaan bangga, tanggung jawab dan hak sosial.

  • Ciri kemampuan dalam bahasa
Kemampuan bahasa sangat terbatas perbendaraaan kata terutama kata yang abstrak. Pada anak yang ketunagrahitaannnya semakin berat banyak yang mengalami gangguan bicara disebabkan cacat artikulasi dan problem dalam pembentukan bunyi.

  • Ciri kemampuan dalam bidang akademis
Mereka sulit mencapai bidang akademis membaca dan kemampuan menghitung yang problematis, tetapi sanggup dilatih dalam menghitung yang bersifat perhitungan.

  • Ciri kepribadian
Kepribadian anak tunagrahita dari banyak sekali penelitian oleh Leahy, Balla, dan Zigler (Hallahan & Kauffman, 1988:69) bahwa anak yang merasa retarded tidak percaya terhadap kemampuannya, tidak bisa mengontrol dan mengarahkan dirinya sehingga lebih banyak bergantung pada pihak luar (external locus of control). Mereka tidak bisa untuk mengarahkan diri sehingga segala sesuatu yang terjadi pada dirinya bergantung pengarahan dari luar.

  • Ciri kemampuan dalam organisme.
Kemampuan anak tunagrahita untuk mengorganisasi keadaan dirinya sangat jelek, terutama pada anak tunagrahita yang kategori berat. Hal ini ditunjukan dengan gres sanggup berjalan dan berbicara pada usia dewasa, sikap gerak langkahnya kurang serasi, indera pendengaran dan penglihatannya tidak sanggup difungsikan, kurang rentan terhadap perasaan sakit, bau yang tidak enak, serta kuliner yang tidak enak.

Karakteristik Anak Tunagrahita Berdasarkan Berat Ringannya Kelainan

Sedang karakteristik anak tunagrahita yang lebih spesifik berdasarkan berat ringannya kelainan sanggup dikemukakan sebagai berikut:
1. Mampudidik
Mampudidik merupakan istilah pendidikan yang dipakai untuk mengelompokkan tunagrahita ringan. Mampudidik mempunyai kapasitas inteligensi antara 50-70 pada skala Binet maupun Weschler. Mereka masih mempunyai kemampuan untuk dididik dalam bidang akademik yang sederhana (dasar) yaitu membaca, menulis dan berhitung. Anak mampudidik kemampuan maksimalnya setara dengan anak usia 12 tahun atau kelas 6 sekolah dasar, apabila mendapat layanan dan bimbingan mencar ilmu yang sesuai maka anak bisa didik sanggup lulus sekolah dasar. Anak bisa didik sesudah cukup umur masih memungkinkan untuk sanggup bekerja mencari nafkah, dalam bidang yang tidak memerlukan banyak pemikiran. Tunagrahita mampudidik umumnya tidak desertai dengan kelainan fisik baik sensori maupun motoris, sehingga kesan lahiriah anak mampudidik tidak berbeda dengan anak normal sebaya, bahkan sering anak bisa didik dikenal dengan kurang cendekia mental 6 jam, hal ini dikarenakan anak terlihat kurang cendekia mental sewaktu mengikuti pelajaran akademik di sekolah saja, yang mana jam sekolah ialah 6 jam setiap hari.
2. Mampulatih
Tunagrahita mampulatih secara fisik sering mempunyai atau disertai dengan kelinan fisik baik sensori mapupun motoris, bahkan hampir semua anak yang mempunyai kelainan dengan tipe klinik masuk pada kelompok bisa latih sehingga sangat gampang untuk mendeteksi anak bisa latih, lantaran penampilan fisiknya (kesan lahiriah) berbeda dengan anak normal sebaya. Anak mampulatih mempunyai kapasitas inteligensi (IQ) berkisar antara 30-50, kemampuan tertingginya setara dengan anak normal usia 8 tahun atau kelas 2 SD. Kemampuan akademik anak mampulatih tidak sanggup mengikuti pelajaran yang bersifat akademik walaupun secara sederhana menyerupai membaca, menulis dan berhitung. Anak mampulatih hanya bisa dilatih dalam keterampilan mengurus diri sendiri dan kegiatan kehidupan sehari-hari.

3. Perlurawat
Anak perlu rawat ialah penjabaran anak tunagrahita yang paling berat, kalau pada istilah kedokteran disebut dengan idiot. Anak perlu rawat mempunyai kapasitas inteligensi di bawah 25 dan sudah tidak bisa dilatih keterampilan. Anak ini hanya bisa dilatih pembiasaan (conditioning) dalam kehidupan sehari-hari. Seumur hidupnya tidak sanggup lepas dari orang lain.

Demikianlah postingan mengenai Karakateristik Anak Berkebutuhan Khusus yang Mengalami Kelainan Tunagrahita. Semoga sanggup menambah wawasan sahabat-sahabat membumikan pendidikan dan mudah-mudahan sanggup pula bermanfaat.
FAST DOWNLOADads
Download
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url