Paradigma Pendidikan Multikultural Di Indonesia

FAST DOWNLOADads
Download
Pendidikan Multikultural - Setelah pada postingan sebelumnya telah diuraikan mengenai bagaimana seyogyanya pendidikan multikultural diimplementasikan di Indonesia. Dimana sudah sahabat-sahabat ketahui bahwa bangsa ini ialah bangsa yang terdiri dari banyak sekali macam jenis budaya, suku, agama, dan lain sebagainya diharapkan suatu pendekatan strategik untuk membuat suatu bangsa yang unggul dan lebih baik. Serta dengan taktik yang jitu tersebut sanggup mewujudkan kerukunan antar individu dan kelompok. Yang pada karenanya terbentuk bangsa yang disegani. Muncul pertanyaan, bahwasanya apa paradigma pendidikan multikultural tersebut? Berikut uraian ringkasnya.


Pandangan Dasar Pendidikan Multikultural

Sebagaimana paradigma pendidikan multikultural yang ditawarkan Zamroni (2011) ialah sebagai berikut: (1) pendidikan multikultural ialah jantung untuk membuat kesetaraan pendidikan bagi seluruh warga masyarakat, (2) pendidikan multikultural bukan sekedar perubahan kurikulum atau perubahan metode pembelajaran, (3) pendidikan multikultural mentransformasi kesadaran ke arah kemana transformasi praktik pendidikan harus dituju, dan (4) pengalaman membuktikan bahwa upaya mempersempit kesenjangan pendidikan salah arah yang justru membuat ketimpangan semakin membesar.

Baca juga: Permasalahan Bangsa Dewasa Ini dalam Pembangunan Karakter
 Setelah pada postingan sebelumnya telah diuraikan mengenai bagaimana seyogyanya pendidika Paradigma Pendidikan Multikultural di Indonesia
Demikian pula dikemukakan Ali Maksum dan Ruhendi (2004) bahwa bangsa Indonesia ialah bangsa yang masyarakatnya sangat beragam atau pluralis. Kemajemukan bangsa Indonesia sanggup dilihat dari dua perspektif, yaitu: horizontal dan vertikal. Dalam perspektif horizontal, kemajemukan bangsa Indonesia sanggup dilihat dari perbedaan agama, etnis, bahasa daerah, geografis, pakaian, makanan, dan budayanya. Sementara, dalam perspektif vertikal, kemajemukan bangsa Indonesia sanggup dilihat dari perbedaan tingkat pendidikan, ekonomi, pemukiman, pekerjaan, dan tingkat social budaya.

Ciri Khas Multikultural Bangsa Indonesia

Kemajemukan merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Hal ini memperlihatkan bahwa Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan jumlah pulau terbesar di dunia, yang mencapai 17.667 pulau besar dan kecil. Dengan jumlah pulau sebanyak itu, maka wajarlah kalau kemajemukan masyarakat di Indonesia merupakan suatu keniscayaan yang tidak sanggup dielakkan. Disadari bahwa perbedaan tersebut merupakan karunia dan anugerah Tuhan. Karena itulah, Pelly dan Menanti (1994) menyatakan bahwa meskipun setiap warga Negara Indonesia berbicara dalam satu bahasa nasional, namun kenyataannya terdapat 350 kelompok etnis, adat-istiadat, dan cara-cara sesuai dengan kondisi lingkungan tertentu.

Pada satu sisi, kemjemukan masyarakat memperlihatkan side effect (dampak) secara positif. Namun, pada sisi yang lain, dia juga menjadikan imbas negatif, alasannya faktor kemajemukan itulah justru terkadang sering menjadikan kanflik antar kelompok masyarakat. Pada akhirnya, konflik-konflik antar kelompok masyarakat tersebut akan melahirkan distabilitas keamanan, sosio-ekonomi, dan keridakharmonisan sosial (social disharmony). Syafri Sairin (1992) memetakan akar-akar konflik dalam masyarakat majemuk, yakni:
  • Perebutan sumber daya, alat-alat produksi, dan kesempatan ekonomi (acces to economic resources and to means of production);
  • Perluasan batas-batas sosial budaya (social and cultural borderline expansion); dan
  • Benturan kepentingan politik, ideologi, dan agama (conflict of political, ideology and religious Interest).

Berdasarkan paradigma pendidikan multikultural yang diuraikan di atas, pada prinsipnya ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu:
  1. Memfungsikan peranan sekolah dalam memandang keberadaan penerima didik yang beraneka ragam;
  2. Membantu penerima didik dalam membangun perlakuan yang positif terhadap perbedaan kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan;
  3. Memberikan ketahanan penerima didik dengan cara mengajar mereka dalam mengambil keputusan dan keterampilan sosialnya;
  4. Membantu penerima didik dalam membangun ketergantungan lintas budaya dan memberi citra positif kepada mereka mengenai perbedaan kelompok.

Demikianlah ulasan perihal paradigma atau pandangan dasar pendidikan multikultural di Indonesia. Semoga sanggup bermanfaat dan sanggup membuka wawasan sahabat-sahabat mengenai pendidikan multikultural.
FAST DOWNLOADads
Download
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url