Menuju Indonesia Yang Lebih Baik Dengan Pendidikan Multikultural
Pendidikan Multikultural - Pada kesempatan kali ini, akan mencoba mengulas mengenai tema besar yang seyogyanya tertanam dan sudah menjadi pegangan hidup masyarakat Indonesia sampaumur ini, yaitu pendidikan multikultural. Bahwa Indonesia sebagai bangsa yang multikultural membutuhkan pendekatan dan instrumen strategik untuk dijadikan sebagai suatu gerakan Nasional untuk mewujudkan persatuan, kesatuan, dan keutuhan bangsa semoga menjadi bangsa yang berdaulat dan bermartabat. Salah satu instrumen pendekatan tersebut yakni melalui pendidikan multikultural.
Pendidikan multikultural (multicultural education) yakni proses penanaman cara hidup menghormati, tulus, dan toleran terhadap keanekaragaman budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat plural. Dengan pendidikan multikultural, dibutuhkan adanya kekenyalan dan kelenturan mental bangsa menghadapi benturan konflik sosial, sehingga persatuan bangsa tidak gampang patah dan retak.
Jika ditengok sejarah Indonesia, maka realitas konflik sosial yang terjadi sering kali mengambil bentuk kekerasan sehingga mengancam persatuan dan eksistensi bangsa. Pengalaman peperangan antara kerajaan-kerajaan sebelum kemerdekaan telah membentuk fanatisme kesukuan yang kuat. Sedangkan, terjadinya konflik sosial sehabis kemerdekaan, sering kali bertendensi politik, dan ujungnya yakni impian suatu komunitas untuk melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahkan, buntutnya masih terasa sampai sekarang, baik yang terjadi di Aceh maupun Papua. Tanpa pendidikan multikultural, maka konflik sosial yang destruktif (merusak) akan terus menjadi suatu ancaman yang serius bagi keutuhan dan persatuan bangsa. Pendidikan multikultural sangat penting diterapkan guna meminimalisasi dan sebagai perjuangan preventif (pencegahan) terjadinya konflik di aneka macam daerah. Melalui pendidikan berbasis multikultural, perilaku dan mindset (pemikiran) pelajar/mahasiswa akan lebih terbuka untuk memahami dan menghargai keberagaman.
Baca juga: Mengenal Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural (multicultural education) yakni proses penanaman cara hidup menghormati, tulus, dan toleran terhadap keanekaragaman budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat plural. Dengan pendidikan multikultural, dibutuhkan adanya kekenyalan dan kelenturan mental bangsa menghadapi benturan konflik sosial, sehingga persatuan bangsa tidak gampang patah dan retak.
Dengan pengembangan model pendidikan berbasis multicultural, dibutuhkan bisa menjadi salah satu metode efektif meredam konflik. Selain itu, pendidikan multikultural bisa menanamkan sekaligus mengubah pemikiran peserta didik untuk benar-benar ikhlas menghargai keberagaman etnis, agama, ras, dan antar golongan. Tak hanya itu, pendidikan multikultural juga meliputi revisi materi-materi dan sistem pembelajaran, seleksi penerimaan siswa, rekrutmen guru, termasuk revisi buku-buku dan teks-teks soal Ujian Nasional (UN).
Pengertian Pendidikan Multikultural
Multikulturalisme secara sederhana sanggup dikatakan sebagai legalisasi atas pluralisme budaya. Pluralisme budaya bukanlah suatu yang “given” tetapi merupakan suatu proses internalisasi nilai-nilai di dalam suatu komunitas.Pendidikan multikultural sanggup dirumuskan sebagai wujud kesadaran wacana keanekaragaman kultural, hak-hak asasi manusia, serta pengurangan atau pembatalan jenis prasangka atau prejudice untuk suatu kehidupan masyarakat yang adil dan maju. Pendidikan multikultural juga sanggup dijadikan instrumen strategis untuk menyebarkan kesadaran atas pujian seseorang terhadap bangsanya.
Pendidikan multikultural (multicultural education) merupakan respon terhadap perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap kelompok. Dalam dimensi lain, pendidikan multikultural merupakan pengembang kurikulum dan acara pendidikan untuk memasuki aneka macam pandangan, sejarah, prestasi, dan perhatian terhadap terhadap orang-orang non eropa (Hilliard, 1991-1992).
Istilah pendidikan multikultural sanggup dipakai baik pada tingkat deskriptif dan normatif yang menggambarkan isu-isu dan masalah-masalah pendidikan yang berkaitan dengan masyarakat multikultural, termasuk yang berkaitan dengan pengertian wacana pertimbangan terhadap kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi pendidikan dalam masyarakat multikultural. Dalam konteks deskriptif, kurikulum pendidikan multikultural sebaiknya meliputi subjek-subjek, seperti: toleransi: tema-tema wacana perbedaan etno-kultural dan agama, ancaman diskriminasi, penyelesaian konflik dan media; HAM: demokrasi dan plunalitas, kemanusiaan dan subjek-subjek lainnya yang relevan (Tilaar, 2002).
Andersen dan Cusher (1994:320) menjelaskan bahwa pendidikan multikutural sanggup diartikan sebagai pendidikan mengenai keragaman kebudayaan. Kemudian, James Banks (1993: 3) mendefinisikan pendidikan multikutural sebagai pendidikan untuk "people of color". Artinya, pendidikan multicultural ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan (anugerah Tuhan). Kemudian, bagaimana mensikapi perbedaan tersebut dengan penuh toleran dan semangat egaliter.
Konsepsi Pendidikan Multikultural James A. Banks
James A. Banks (2002: 14) lebih lanjut menjelaskan bahwa pendidikan multikultural adalah cara memandang realitas dan cara berpikir, dan bukan hanya konten wacana bermacam-macam kelompok etnis, ras, dan budaya. Secara spesifik, Banks menyatakan bahwa pendidikan multikultural sanggup dikonsepsikan atas lima dimensi, yaitu:- Integrasi konten; pemaduan konten menangani sejauh mana guru memakai contoh dan konten dari bermacam-macam budaya dan kelompok untuk menggambarkan konsep, prinsip, generalisasi serta teori utama dalam bidang mata pelajaran atau disiplin mereka,
- Proses penyusunan pengetahuan; sesuatu yang bekerjasama dengan sejauh mana guru membantu siswa paham, menyelidiki, dan untuk memilih bagaimana perkiraan budaya yang tersirat, kerangka acuan, perspektif dan prasangka di dalam disiplin menghipnotis cara pengetahuan disusun di dalamnya,
- Mengurangi prasangka; dimensi ini fokus pada karakteristik dari perilaku rasial siswa dan bagaimana perilaku tersebut sanggup diubah dengan metode dan mater pengajaran,
- Pedagogi kesetaraan; pedagogi kesetaraan ada saat guru mengubah pengajaran mereka ke cara yang akan memfasilitasi prestasi akademis dari siswa dari aneka macam kelompok ras, budaya, dan kelas sosial. Termasuk dalam pedagogi ini yakni penggunaan bermacam-macam gaya mengajar yang konsisten dengan banyaknya gaya berguru di dalam aneka macam kelompok budaya dan ras, dan
- Budaya sekolah dan struktur sekolah yang memberdayakan; praktik pengelompokan dan penamaan partisipasi olah raga, prestasi yang tidak proporsional, dan interaksi staf, dan siswa antar etnis dan ras yakni beberapa dari komponen budaya sekolah yang harus diteliti untuk membuat budaya sekolah yang memberdayakan peserta didik dari bermacam-macam kelompok, ras, etnis dan budaya.
Mengingat bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak budaya, penerapan pembelajaran multikultural sangat penting untuk meminimalisasi dan mencegah terjadinya konflik di beberapa daerah. Pembelajaran multikultural bisa menanamkan sekaligus mengubah pemikiran peserta didik untuk benar-benar ikhlas menghargai keberagaman etnis, agama, ras, dan antar golongan.
Demikianlah ulasan mengenai menuju Indonesia yang lebih baik dengan pendidikan multikultural. Semoga sanggup menginspirasi dan memotivasi sahabat-sahabat untuk senantiasa dan berusaha dengan sekuat tenaga menjungjung tinggi perilaku tolerasnsi. Baik sesama umat beragama, berbeda agama, suku, etnis, dan lain sebagainya. Sehingga nilai-nilai bangsa yang ramah, sopan dan santun tetap menempel sebagai jati diri NKRI.