Mengenal Pendidikan Islam Pada Periode Kemerdekaan Indonesia

FAST DOWNLOADads
Download
Pada postingan kali ini akan mengulas mengenai pendidikan Islam pada masa awal kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Besok, tepatnya 17 Agustus 2016, segenap bangsa Indonesia akan memasuki hari bersejarah yakni hari jadi Negara tercinta kita Negara Indonesia. Momentum ini hendaknya sanggup menggugah dan memotivasi kita selaku generasi penerus untuk selalu menjaga, memelihara, serta memajukan apa yang telah dicapai oleh leluhur kita khususnya di bidang pendidikan. Sebelum eksklusif mengulas pendidikan Islam pada masa kemerdekaan, akan sedikit menguraikan sekelumit pendidikan pra-kemerdekan tepatnya pada masa Jepang tiba ke Indonesia.

Jepang sebelum tiba ke Indonesia, telah mengetahui bahwa umat Islam di Indonesia tidak suka kepada Belanda. Karenanya Jepang menganggap bangsa Indonesia akan menjadi sekutunya. Sikap inilah yang membawa perubahan besar bagi kemajuan forum pendidikan Islam dan materi-materi keagamaan di forum pendidikan umum. Bahkan Jepang menaruh perhatian penuh terhadap perkembangan pendidikan agama dan organisasi masa Islam di Indonesia. Zuhairini dkk (1992) menginformasikan ada beberapa kebijakan yang ditempuh Jepang dalam bekerja sama dengan masyarakat Islam khususnya dan pemerintah Indonesia umumnya, yaitu:
  • Kantor Urusan Agama (KUA) yang pada masa Belanda diganti kantor “Sumubi” atau “Sumuki” yang dipimpin oleh ulama Indonesia.
  • Beberapa pondok pesantren seringkali menerima kunjungan.
  • Sekolah negeri diberi pelajaran kebijaksanaan pekerti/materi keagamaan.
  • Memberikan ijin untuk membentuk Barisan Hizbullah sebagai training dasar kemiliteran.
  • Mengijinkan terbentuknya perguruan Islam (STI) di Jakarta dan Pembela Tanah Air (PETA).
  • Umat Islam diijinkan meneruskan organisasi Majlis Ilam A’la Indonesia (MIAI)

Maksud Jepang yang lebih banyak memperlihatkan perjanjian tersebut adlah semoga kekuatan umat Islam dan Nasionalisme sanggup dibina demi kepentingan Jepang. Maka, dibentuklah badan-badan pertahanan menyerupai Haiho, Peta, Seinan, dan Keibodan. Namun ada satu hal yang menyebabkan kebencian umat Islam alasannya ialah bertentangan dengan keyakinan Islam, yaitu Jepang memaksa bangsa Indonesia untuk memperlihatkan penghormatan kepada Tonno Haika dengan membungkuk (Saikaren). Selain dari pada itu, Jepang juga meragukan orang Arab di Indonesia yang dianggap mempengaruhi Nasionalisme bangsa dengan berbagi ide-ide pan-Islamisme.


Pendidikan Islam pada Masa Kemerdekaan

 Pada postingan kali ini  akan mengulas mengenai pendidikan Islam pad Mengenal Pendidikan Islam pada Masa Kemerdekaan Indonesia
Pasca proklamasi kemerdekaan dikumandangkan ke seluruh penjuru tempat pada 17 Agustus 1945, madrasah dan pondok pesantren terus berjalan sesuai dengan kemampuan para pengasuh dan pendukungnya. Bahkan pada 22 Desember 1945, Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) menyampaikan bahwa dalam memajukan pendidikan dan pengajaran, sekurang-kurangnya diusahakan semoga pengajaran di mushala dan madrasah berjalan terus dan diperpesat. Beberapa hari kemudian, tepatnya 27 Desember 1945 BPKNIP menyarankan semoga pendidikan agama di sekolah dilaksanakan secara teratur, seksama dan menerima perhatian sebagaimana mestinya. Dalam redaksi yang lain (Djauharuddin, 1992: 5) menyampaikan semoga madrasah dan pondok pesantren menerima perhatian dan diberi dukungan material dari pemerintah pusat. Karena kedua forum itu juga merupakan alat dan sumber pendidikan serta pencerdasan rakyat bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Sebagai follow up dari saran BPKNIP, Kabinet I tahun 1945 Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PP dan K yang kini menjadi Kemendikbud) Ki Hajar Dewantara mengirimkan surat edaran yang isinya ialah menyatakan:
Pelajaran kebijaksanaan pekerti pada masa Jepang, diperkenankan untuk diganti dengan pelajaran agama


Namun, berhubung edaran-edaran itu masih belum memiliki dasar yang kuat, maka implementasinya masih bersifat suka rela. Dan melalui Menteri PP dan K juga dibentuklah Panitia Penyelidik Pengajaran. Kaitannya dengan bidang pendidikan agama ini, ada beberapa pernyataan panitia yang menyampaikan bahwa:
  1. Hendaknya pelajaran agama diberikan pada semua sekolah, dimulai dari sekolah rakyat (SR) kelas 4.
  2. Guru agama disediakan oleh kementerian Agama dan dibayar oleh pemerintah.
  3. Guru agama diharuskan memiliki pengetahuan umum dan untuk itu harus ada Pendidikan Guru Agama (PGA).
  4. Pondok pesantren dan Madrasah harus dipertinggi mutunya.
  5. Tidak perlu berbahasa Arab.

Berdasarkan usulan tersebut, maka pendidikan agama sanggup diberikan di sekolah-sekolah negeri dengan syarat diminta sekurang-kurangnya 10 orang siswa. Pelaksanaan pendidikan agama sepenuhnya diserahkan kepada kementerian Agama. Setelah Departemen Agama berdiri 3 Januari 1946 penyelenggaraan pendidikan agama pada sekolah-sekolah umum negeri dan pengurusan sekolah-sekolah agama berada di bawah tanggung jawab Departemen Agama (Depag) RI.

Di beberapa forum pendidikan madrasah dimasukkan tujuh materi pengajaran umum yaitu:
  • Membaca dan menulis abjad latin
  • Berhitung
  • Ilmu bumi
  • Ilmu hayat
  • Sejarah
  • Bahasa Indonesia, dan 
  • Olahraga

Upaya lain yang dilakukan Depag RI yaitu memutuskan Masyarakat Wajib Belajar, yang diperkenalkan pada tahun 1958-1959. Melalui jadwal ini diperlukan masyarakat akan semakin maju dalam bidang ekonomi dan industri. Masa mencar ilmu dari jadwal ini ditetapkan delapan tahun dengan pertimbangan diperlukan semoga anak berusia 15 tahun telah lulus dari jadwal masyarakat wajib mencar ilmu sesuai dengan hukum perburuhan.

Pada tahun 1966, MPRS mengadakan sidang dan jadinya Tap MPRS XXVII tahun 1966 Bab I pasa 1. Isinya ialah pendidikan agama menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah mulai dari SD (SD) hingga pada Perguruan Tinggi (PT) atau Universitas Negeri. Sejak ketetapan ini, maka pendidikan agama memperoleh tempat yang semestinya yaitu, merupakan mata pelajaran pokok di SD hingga Perguruan Tinggi/Universitas Negeri.

Demikianlah sekelumit mengenai perjalanan pendidikan Islam pada masa kemerdekaan. Semoga bisa membuka wawasan kita ihwal perjalanan pendidikan Islam yang asalnya di mulai dari Mushola dan Pondok Pesantren.
FAST DOWNLOADads
Download
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url