Pembentukan Aksara Anak Usia Dini
Pembentukan Karakter Anak Usia Dini - Membangun abjad menyerupai mengukir. Sifat tabrakan yakni menempel berpengaruh di atas benda yang diukir, tidak gampang lama tertelan waktu atau aus sebab gesekan. Menghilangkan tabrakan sama saja dengan menghilangkan benda yang diukir itu, sebab tabrakan menempel dan menyatu dengan bendanya. Demikian juga dengan abjad yang merupakan sebuah pola, baik itu pikiran, perasaan, sikap, maupun tindakan, yang menempel pada diri seseorang dengan sangat berpengaruh dan sulit dihilangkan. Proses membangun abjad pada anak juga menyerupai mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga ”berbentuk” unik, menarik, dan berbeda antara satu dengan yang lain. Setiap orang mempunyai abjad berbeda-beda. Ada orang yang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai, ada juga yang berperilaku negatif atau tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam budaya setempat (tidak/belum berkarakter atau “berkarakter” tercela).
Dengan demikian, dalam pendidikan karakter, setiap anak mempunyai potensi untuk berperilaku positif atau negatif. Jika ibu- ayah membentuk abjad positif semenjak anak usia dini, maka yang berkembang yakni sikap positif tersebut. Jika tidak, tentu yang akan terjadi sebaliknya. Nah, bagaimana cara membangun abjad anak, berikut ini membumikan pendidikan uraikan beberapa hal yang perlu diketahui ibu-ayah.
Dengan demikian, dalam pendidikan karakter, setiap anak mempunyai potensi untuk berperilaku positif atau negatif. Jika ibu- ayah membentuk abjad positif semenjak anak usia dini, maka yang berkembang yakni sikap positif tersebut. Jika tidak, tentu yang akan terjadi sebaliknya. Nah, bagaimana cara membangun abjad anak, berikut ini membumikan pendidikan uraikan beberapa hal yang perlu diketahui ibu-ayah.
Faktor Bawaan dan Lingkungan
Ada dua faktor yang memengaruhi pembantukan abjad anak usia dini, yaitu bawaan dari dalam diri anak dan pandangan anak terhadap dunia yang dimilikinya, mirip pengetahuan, pengalaman, prinsip-prinsip moral yang diterima, bimbingan, pengarahan dan interaksi (hubungan) orang bau tanah anak. Lingkungan yang positif akan membentuk abjad yang positif pula pada anak. Salah satu pola dongeng nyata, seorang anak pria dibesarkan dalam lingkungan binatang. Si anak berjalan dengan merangkak, makan, bertingkah laku, dan bersuara mirip hewan sebab ia tidak bisa bicara. Orang yang menemukan si anak berusaha mendidiknya kembali mirip halnya belum dewasa pada umumnya. Hasilnya, si anak tetap mempunyai langsung mirip hewan sebab sebagian besar hidupnya dilalui bersama hewan semenjak usia dini. Tampak di sini betapa besar efek lingkungan terhadap pembentukan karakter.
Dari pola tersebut sanggup ditarik kesimpulan bahwa abjad seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh bawaan, tetapi juga lingkungan (terutama, dalam keluarga) mempunyai efek yang sangat besar.
Baca juga: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter Pendidik
Dari pola tersebut sanggup ditarik kesimpulan bahwa abjad seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh bawaan, tetapi juga lingkungan (terutama, dalam keluarga) mempunyai efek yang sangat besar.
Baca juga: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter Pendidik
Karakter bekerjasama dengan sikap positif yang berkaitan dengan moral yang berlaku, mirip kejujuran, percaya diri, bertanggung jawab, penolong, sanggup dipercaya, menghargai, menghormati, menyayangi, dan sebagai-nya. Pada dasarnya, setiap anak mempunyai semua sikap positif tersebut, seba-gaimana telah ditanamkan oleh Sang Pencipta di dalam kodratnya. Masalahnya, kemampuan dasar yang terdapat di dalam diri anak itu tidak bisa berkembang dengan sendirinya, melainkan harus dikembangkan dengan sungguh-sungguh melalui pengasuhan dan bimbingan yang positif dari ibu-ayah. Jika setiap anak dan keluarga mempunyai abjad positif, maka akan tercipta masyarakat dengan moral yang baik, sehingga akan tercipta pula bangsa yang sanggup hidup rukun sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.
Orang Tua yang Berkarakter
Seseorang tidak sanggup membantu orang lain jikalau ia tidak sanggup membantu dirinya sendiri. Begitu juga dengan orangtua yang ingin menumbuhkan abjad positif dalam diri anak. Jika ibu-ayah ingin anaknya mempunyai abjad positif, maka ibu-ayah harus mempunyai abjad positif pula. Ini berarti, ibu-ayah dituntut menerapkan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-harinya, serta memperlakukan anak sesuai dengan nilai-nilai moral tersebut. Jadi, tidak hanya sekadar memberi tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang dihentikan dilakukan anak. Lagi pula, intinya anak memang lebih gampang berguru sesuatu melalui pengamatan terhadap sikap orang lain atau lingkungan sekitarya, bukan sekadar mendengarkan kata-kata saja.
Baca juga: Pentingnya Pendidikan Karakter dalam Dunia Pendidikan
Baca juga: Pentingnya Pendidikan Karakter dalam Dunia Pendidikan
Salah satu contohnya, jikalau ibu-ayah ingin menyebarkan sifat peduli pada anak, maka ibu-ayah juga menerapkan sikap peduli, baik kepada anak maupun lingkungan sekitarnya. Sikap peduli tersebut sanggup dilakukan dengan cara memperlihatkan perhatian kepada anak, mendengarkan keluh- kesah anak, membantu orang lain yang sedang mengalami masalah, dan sebagainya. Ketika ibu-ayah peduli dengan anak, anak akan merasa nyaman. Anak pun belajar, bersikap peduli yakni sikap yang sempurna sebab menimbulkan rasa nyaman dan bermanfaat bagi setiap orang, sehingga anak kemudian akan menerapkan sikap peduli dalam kehidupan sehari-harinya. Itulah mengapa, biar anak mempunyai abjad positif, ibu-ayah dituntut mempunyai sikap positif pula sehinga sanggup menjadi teladan bagi anak.
Demikianlah uraian singkat mengenai pembentukan abjad anak usia dini. Semoga sahabat-sahabat membumikan pendidikan yang sudah mempunyai tanggung jawab diberikan amanah oleh Yang Maha Kuasa bisa mencetak generasi-generasi penerus yang bisa dibanggakan dengan mempunyai abjad yang positif.
Taburlah satu pikiran positif, maka akan menuai tindakan. Taburlah satu tindakan, maka akan menuai kebiasaan. Taburlah satu kebiasaan, maka akan menuai karakter. Taburlah satu karakter, maka akan menuai nasib. (anonim)
Semoga menginspirasi.