Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Area Di Paud

FAST DOWNLOADads
Download
Model Pembelajaran dengan Pendekatan Area di PAUD - Setelah pada uraian sebelum-sebelumnya telah membumikan pendidikan share perihal dua model pembelajaran di PAUD yakni model pembelajaran dengan pendekatan kelompok dan model pembelajaran dengan pendekatan sudut. Maka pada uraian kali ini, membumikan pendidikan akan mencoba share perihal model yang ke tiga yaitu model pembelajaran dengan pendekatan area di PAUD. Berikut uraiannya.


Dalam model pembelajaran dengan pendekatan area ini anak diberi kesempatan untuk memilih/melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minat mereka. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keragaman budaya yang menekankan pada prinsip (1) pengalaman pembelajaran pribadi setiap anak, (2) membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui acara di dalam area-area yang disiapkan, dan (3) keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran. Keterlibatan keluarga dalam pembelajaran itu sendiri sanggup dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut :
  • Anggota keluarga dilibatkan secara sukarela dalam kegiatan pembelajaran, contohnya orang renta dilibatkan dalam mempersiapkan pengaturan media pembelajaran atau menjadi model dalam pembelajaran tertentu.
  • Anggota keluarga bermitra dengan PAUD dalam membuat keputusan perihal anak, contohnya orang renta diminta pertimbangannya perihal kebutuhan layanan khusus individual untuk anak.
  • Anggota keluarga sanggup berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di PAUD, contohnya orang renta diminta membantu persiapan kegiatan tertentu di sekolah.

Dalam membuat lingkungan dan materi didik yang menunjang pembelajaran, pendidik mendasarkan diri pada pengetahuan yang dimilikinya perihal perkembangan anak. Selain itu, dalam menyusun tujuan pembelajaran pendidik memperhatikan keunikan masing-masing anak, menghargai kelebihan-kelebihan dan kebutuhan-kebutuhan setiap anak, menjaga keingintahuan alami yang dimiliki anak dan mendukung pembelajaran bersama.


Pembelajaran Area ini meliputi tiga pilar utama, yaitu; (1) konstruktivitas; (2) sesuai dengan perkembangan, dan (3) pendidikan progresif. Konstruktivisme meyakini bahwa pembelajaran terjadi dikala anak berusaha memahami dunia di sekelilingnya. Pembelajaran menjadi proses interaktif yang melibatkan sobat sebaya anak, orang sampaumur dan lingkungan. Anak membangun pemahaman mereka sendiri atas dunia dan hal-hal yang terjadi di sekelilingnya dengan membangun pemahaman-pemahaman gres dan pengalaman/ pemahaman yang telah mereka miliki sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran Area ini menggunakan metode yang selaras dengan tahap perkembangan anak. Setiap anak berkembang melalui tahapan yang yang berbeda, namun pada dikala yang sama, setiap anak yaitu makhluk individu dan unik. Dengan demikian pendidik harus mencermati dan menyimak perbedaan antara keterampilan dan minat tertentu dari bawah umur yang berusia sama. Semua kegiatan dalam pembelajaran ini didasarkan pada minat anak, tingkat perkembangan kognitif dan kematangan sosio-emosional, mendorong rasa ingin tahu alamiah anak, kegembiraan terhadap pengalaman-pengalaman panca indera dan cita-cita untuk menjelajahi gagasan-gagasan gres anak itu sendiri. Pelaksanaan pendidikan progresif dibangun menurut prinsip-prinsip perkembangan anak dan konstruktivisme ini.

Pembelajaran Area menggunakan 10 (sepuluh) area, yaitu: Area Agama, Balok, Bahasa, Drama, Berhitung/Matematika, IPA, Seni/Motorik, Pasir dan Air, Musik, Membaca dan Menulis. Dalam satu hari sanggup dibuka minimal 4 area untuk disiapkan alat bermain/alat peraga dan sarana pembelajaran yang sesuai dengan indicator yang ingin dicapai. Alat bermain untuk area tersebut yaitu :
  • Area Agama : maket tempat ibadah dan alat peraga tata cara ibadah agama-agama di Indonesia, contohnya sebagai berikut : a) Islam : maket masjid, gambar tata cara shalat, gambar tata cara berwudhu, sajadah, mukena, peci, kain sarung, kerudung, buku Iqro’, kartu aksara hijaiyah, tasbih, juz’amma, Al-Qur’an, dan sebagainya. b) Hindu : maket pura, gambar orang menuju ke Pura, tiruan sesaji. c) Kristen/katolik : maket gereja, Alkitab, Rosario. d) Budha : maket pura, maket candi Budha, gambar bikshu. e) Konghucu : maket klenteng, foto orang sembahyang.
  • Area Balok : balok dengan banyak sekali bentuk, ukuran, dan warna, leggo, lotto sejenis, lotto berpasangan, cuilan geometri dari triplek banyak sekali ukuran dan warna, kotak geometri, kendaraan mainan (kendaraan laut, udara, darat), rambu-rambu kemudian lintas, kubus berpola, kubus banyak sekali ukuran dan warna. Korek api, lidi, tusuk es krim, tusuk gigi, bola dengan banyak sekali ukuran dan warna, kardus bekas, dan sebagainya.
  • Area Berhitung/Matematika : lambang bilangan, cuilan geometri, kartu angka, kulit kerang, puzzle, konsep bilangan, kubus permainan, pohon hitung, papan jamur, ukuran panjang pendek, ukuran tebal-tipis, tutup botol, pensil, manik-manik, gambar buah-buahan, penggaris, meteran, buku tulis, puzzle busa (angka), kalender, gambar bilangan, pasak,
  • Area IPA : macam-macam tiruan binatang, gambar-gambar perkembangbiakan binatang, gambar-gambar proses petumbuhan tanaman, biji-bijian (jagung, kacang tanah, kacang hijau, beras), kerang kerikil kali, pasir, bunga karang, magnet, mikroskop, beling pembesar(lup), pipet, tabung ukur, timbangn kue, timbangan angsa (sebenarnya), gelas ukuran, pencampur warna, nuansa warna, pita meteran, penggaris, benda-benda bernafsu (batu, kerikil bata, amplas, besi, kayu, kapas, kain, kulit kayu, kulit binatang, dan lainnya) benda-benda untuk pengenalan banyak sekali macam rasa (gula, kopo asam, cuka, garam, sirup, cabe, dan lain-lain), banyak sekali macam bumbu (bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri, lengkuas, daun salam, jahe, kunyit, jinten, dan lain-lain), pengenalan aroma.
  • Area Musik : Seruling, kastanyet, maracas, organ kecil, tamburin, kerincingan, triangle kecil, balok kayu, kulintang, angklung, biola, piano, harmonica, gendang, rebana, dan sebagainya dengan menyesuaikan pada keunikan kawasan masing-masing.
  • Area Bahasa : buku-buku cerita, gambar seri, kartu kategori kata, kartu nama-nama, boneka tangan, panggung boneka, papan planel, kartu nama bulan, majalah anak, koran, macam-macam gambar sesuai tema, kliping kejadian dan sebagainya.
  • Area Membaca dan Menulis : buku tulis, pensil warna, pensil, kartu huruf, kartu kategori, kartu gambar, kertas piano, spidol, ballpoint dan sebagainya.
  • Area Drama : tempat tidur anak (boneka), almari kecil, meja bangku kecil (meja tamu), boneka-boneka, tempat jemuran, setrika dan meja setrika, baju-baju besar, handuk, bekas make up, minyak wangi, sisir, kompor-komporan, penggorengan, dandang tiruan, piring, sendok, garpu, gelas, cangkir, teko, keranjang belanja, pisau mainan, ulekan/cobek, mangkok-mangkok, tas-tas, sepatu/sandal, rak sepatu, cermin, mixer, blender, sikat gigi, odol, telepon-teleponan, tiruan baju tentara dan polisi, tiruan baju dokter, dan sebagainya.
  • Area Pasir/Air : kolam pasir/ kolam air, akuarium kecil, bejana kecil, gayung, garpu, garu, botol-botol plastik, tabung air, cangkir plastik, literan air, corong, sekop kecil, saringan pasir, serokan, cetakan-cetakan pasir/cetakan agar-agar banyak sekali bentuk, penyiram tumbuhan dan sebagainya.
  • Area Seni dan Motorik : meja gambar, meja bangku anak, krayon, pensil berwarna, pensil, kapur tulis, kapur warna, arang buku gambar, kertas lipat, kertas koran, lem. Baca juga: Pengertian Pembelajaran Seni di Taman Kanak-Kanak (TK)
  • Area Masak : alat-alat dapur, ibarat kompor, panci, meja, piring, mixer, blender.

Pengelolaan Kelas dalam Model Area

Pengelolaan kelas pada model pembelajaran area meliputi pengorganisasian akseptor didik, pengaturan area yang diprogramkan, dan peranan pendidik. Untuk itu hal-hal yang diharapkan dalam pengelolaan kelas yaitu :
  • Alat bermain, sarana prasarana diatur sesuai dengan area yang diprogramkan pada hari itu.
  • Kegiatan sanggup dilakukan dengan menggunakan meja kursi, karpet, atau tikar sesuai dengan alat yang digunakan.
  • Pengaturan area memungkinkan pendidik sanggup melaksanakan pengamatan sehingga sanggup memperlihatkan motivasi, pembinaan, dan penilaian.
  • Pendidik memperhatikan perbedaan individu setiap akseptor didik pada dikala mereka melaksanakan kegiatan di area.
Model Pembelajaran dengan Pendekatan Area di PAUD Model Pembelajaran dengan Pendekatan Area di PAUD
 Gambar 2. Pengelolaan Kelas Model Area

Langkah-langkah Kegiatan dalam Model Area

a. Kegiatan Awal (+ 30 menit)
Kegiatan yang dilaksanakan yaitu melatih pembiasaan, contohnya menyanyi, memberi salam dan berdoa. Bercerita perihal pengalamam sehari-hari dan setiap anak bercerita, 3 atau 4 anak bertanya perihal dongeng anak tersebut, membicarakan tema/sub tema, melaksanakan kegiatan fisik/motorik yang sanggup dilakukan di luar atau di dalam kelas.
b. Kegiatan Inti (+ 60 menit) secara individual di area kegiatan
Sebelum melaksanakan kegiatan inti, pendidik bersama anak membicarakan tugas-tugas di area yang diprogramkan. Setelah itu akseptor didik dibebaskan menentukan area yang disukai sesuai dengan minatnya. Pendidik menjelaskan kegiatan-kegiatan di dalam area yang diprogramkan. Area yang dibuka setiap hari diubahsuaikan dengan indicator yang dikembangkan dan sarana/alat pembelajaran yang ada. Anak sanggup berpindah area sesuai dengan mintanya tanpa ditentukan oleh pendidik. Apabila terdapat anak tidak mau melaksanakan kegiatan di arena yang diprogramkan, pendidik harus memotivasi anak tersebut semoga mau melaksanakan kegiatan. Pendidik sanggup melayani anak dengan membawakan tugasnya ke area yang sedang diminatinya.

Pendidik melaksanakan evaluasi dengan menggunakan alat evaluasi yang telah disiapkan, tetapi sanggup juga untuk mengetahui ke area mana saja minat anak hari itu dengan menggunakan ceklis di setiap area.

Bagi kegiatan yang memerlukan pemahaman atau yang membahayakan, jumlah anak dibatasi semoga guru sanggup memperhatikan lebih mendalam proses dan hasil yang dicapai secara maksimal, tanpa mengabaikan bawah umur yang berada di area yang lain.

Orang tua/keluarga sanggup dilibatkan untuk berpartisipasi membantu pendidik pada waktu kegiatan pembelajaran, memperlihatkan sesuatu yang bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan anak.
c. Istirahat/Makan + 30 menit
Kegiatan makan bersama menanamkan adaptasi yang baik, contohnya mencuci tangan, berdoa sebelum dan sehabis makan, tata tertib makan, mengenalkan jenis kuliner bergizi, menumbuhkan rasa sosial (berbagai makanan) dan kerjasama. Melibatkan anak membersihkan sisa kuliner dan merapikan alat-alat makan yang telah digunakan. Setelah kegiatan makan selesai, waktu yang tersedia sanggup dipakai untuk bermain dengan alat permainan yang bertujuan menyebarkan fisik/motorik. Apabila dianggap waktu untuk istirahat kurang, pendidik sanggup menambah waktu istirahat dengan tidak mengambil waktu kegiatan lainnya, contohnya bermain sebelum kegiatan awal atau sehabis kegiatan penutup.
d. Kegiatan Akhir + 30 menit Klasikal
Kegiatan selesai dilaksanakan secara klasikal, contohnya dengan bercerita, bernyanyi, dongeng dari pendidik atau membaca puisi, dilanjutkan dengan diskusi kegiatan satu hari dan menginformasikan kegiatan esok hari, berdoa, mengucapkan salam dan pulang.

Penilaian

Penilaian yang dilakukan pada model pembelajaran area pada hakekatnya tidak berbeda dengan model-model pembelajaran sebelumnya alasannya yaitu selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pendidik mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap perkembangan akseptor didik maupun acara kegiatannya sebagai dasar bagi keperluan penilaian.

Demikianlah uraian mengenai Model Pembelajaran dengan Pendekatan Area di PAUD. Semoga sanggup menambah wawasan sahabat-sahabat membumikan pendidikan dan sanggup bermanfaat.
FAST DOWNLOADads
Download
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url