Karakateristik Anak Berkebutuhan Khusus Yang Mengalami Kelainan Akademik
Karakateristik Anak Berkebutuhan Khusus yang Mengalami Kelainan Akademik - Pada kesempatan postingan kali ini, membumikan pendidikan akan mencoba mengantarkan pada sahabat-sahabat untuk memahami karakateristik anak berkebutuhan khusus yang mengalami kelainan akademik, yaitu anak berbakat, dan anak berkesulitan belajar. Untuk itu sahabat-sahabat diperlukan sanggup mencermatinya dengan baik, dan juga membaca rujukan yang relevan dengan postingan kali ini. Sehingga sahabat sesudah mencermati pembahasan pada postingan ini sahabat diperlukan sanggup memahami karakteristik anak berkebutuhan khusus yang mengalami kelainan akademik. Langsung saja di bawah ini uraian lengkapnya.
Karaktersitik Anak Berbakat
Ilustrasi
Edo yaitu seorang anak kelas 3 sebuah SD, beliau termasuk anak yang rajin dan disiplin dalam segala hal. Dalam pergaulan dengan tema-temannya Edo terlihat menonjol, beliau sering terlihat memimpin teman-temannya dalam permainan, dan beliau juga terlihat sangat disenangi oleh teman-temannya dalam pergaulan. Pada bidang akademik ternyata Edo mempunyai prestasi yang sangat baik semua mata pelajaran prestasi belajarnya ada di atas rerata kelas Edo yaitu bintang di kelasnya. Para guru sangat bahagia dengan sikap Edo lantaran setiap diberikan kiprah beliau selalu berusaha menuntaskan sesuai dengan perintah atau kiprah yang dibebankan kepadanya, selain itu beliau juga sering mencoba sesuatu yang baru. Setelah diadakan investigasi psikologis di sekolah ternya Edo memang mempunyai kapasitasd intelektual atau IQ yang lebih di bandingkan dengan teman-temannya yaitu 132, ini salah satu kriteria anak berbakat.
Anak berbakat dalam konteks ini yaitu bawah umur yang mengalami kelainan intelektual di atas rata-rata. Berkenaan dengan kemampuan intelektual ini Cony Semiawan (1997:24) mengemukakan, bahwa diperkirakan satu persen dari populasi total penduduk Indonesia yang rentangan IQ sekitar 137 ke atas, merupakan insan berbakat tinggi (highly gifted), sedangkan mereka yang rentangannya berkisar 120-137 yaitu yang meliputi rentangan 10 persen di bawah yang satu persen itu disebut moderately gifted. Mereka semua mempunyai talen akademik (academic talented) atau keberbakatan intelektual.
Beberapa karakteristik yang menonjol dari bawah umur berbakat sebagaimana diungkapkan Kitato dan Kirby, dalam Mulyono (1994), dalam ini yaitu sebagai berikut:
1. Karakteristik Intelektual
- Proses belajarnya sangat cepat
- Tekun dan rasa ingin tahu yang besar
- Rajin membaca
- Memiliki perhatian yang usang dalam suatu bidang khusus
- Memiliki pemahaman yang sangat majau terhadap suatu konsep
- Memiliki sifat kompetitif yang tinggi dalam suatu bidang akademik
2. Karakteristik Sosial-emosional
- Mudah diterima teman-teman sebaya dan orang dewasa
- Melibatkan diri dalam banyak sekali kegiatan sosial, dan menawarkan dukungan pemikiran yang konstruktif
- Kecenderungan sebagai pemisah dalam suatu pertengkaran
- Memiliki kepercayaan ihwal persamaan derajat semua orang, dan jujur
- Perilakunya tidak defensif, dan mempunyai tenggang rasa
- Bebas dari tekanan emosi, dan bisa mengontrol emosinya sesuai situasi, dan merangsang sikap produktif bagi oranglain.
- Memiliki kapasitas yang luar biasa dalam menanggulangi dilema sosial.
3. Karakteristik Fisik-kesehatan
- Berpenampilan rapi dan menarik
- Kesehatannya berada lebih baik di atas rata-rata
Karaktersitik Anak Berkesulitan Belajar
Ilustrasi
Dodi seorang anak kelas 2 SD, dalam pergaulan dengan teman-temannya beliau mengambarkan acara yang cukup baik. Pada bidang akademik di kelas, sebetulnya beliau termasuk anak yang rajin dan aktive. Prestasi berguru yang dicapai juga cukup baik bahkan beberapa mata pelajaran menyerupai menulis, berhitung, dan lain-lainnya prestasinya berada di atas rerata kelas, jadi sebetulnya Dodi termasuk anak yang cerdas, tetapi pada mata pelajaran membaca beliau mengalami kesulitan yang cukup fundamental yaitu sulit untuk mengabunggkan atau merangkai beberapa suku kata menjadi kata dan kalimat, sehingga pada bidang membaca Dodi selalu mengikuti acara remidial yang diselenggarakan sekolah, tetapi selalu saja beliau gagal mencapai prestasi membaca yang dipersyaratkan. Dalam investigasi psikologis beliau termasuk anak yang superior dalam kapasitas kemampuan intelektualnya atau IQ, tetapi pada bidang sintesis dan abstraksi ternyata beliau jauh dibawah rerata normal, maka beliau dikatakan sebagai anak yang berkesulitan berguru spesifik.
Berkesulitan berguru merupakan salah satu jenis anak berkebutuhan khusus yang ditandai dengan adanya kesulitan untuk mencapai standar kompetensi (prestasi) yang telah ditentukan dengan mengikuti pembelajaran konvensional. Learning disability merupakan suatu istilah yang mewadahi banyak sekali jenis kesulitan yang dialami anak terutama yang berkaitan dengan dilema akademis.
Secara umum berkesulitan berguru spesifik yaitu anak yang mengalami gangguan pada satu atau lebih dari proses psikologi dasar termasuk pemahaman dalam memakai bahasa verbal atau tertulis yang dimanifestasikan dalam ketidak sempurnaan mendengar, berfikir, wicara, membaca, mengeja atau mengerjakan hitungan matematika. Konsep ini merupakan hasil dari gangguan persepsi, disfungsi minimal otak, disleksia, dan disphasia, kesulitan berguru ini tidak termasuk dilema belajar, yang disebabkan secara pribadi oleh adanya gangguan penglihatan, pendengaran, motorik, emosi, keterbelakangan mental, atau faktor lingkungan, budaya, maupun keadaan ekonomi. Dimensinya mencakup:
- Disfungsi pada susunan syaraf sentra (otak),
- Kesenjangan (discrepancy) antara potensi dan prestasi
- Keterbatasan proses psikologis
- Kesulitan pada kiprah akademik dan belajar
Kesenjangan antara potensi dan prestasi dalam berprestasi untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Secara umum sanggup dikatakan bahwa kesulitan berguru yaitu setiap anak yang tidak bisa mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurun waktu yang telah ditentukan dengan memakai pembelajaran konvensional.
Untuk memahami anak berkesulitan berguru spesifik memang harus mengenal karakteristik atau ciri-ciri khusus yang muncul pada bawah umur berkesulitan belajar, yang umumnya gres terdeteksi sesudah anak usia 8 – 9 tahun atau kelas 3 – 4 SD masuk pada kelompok kesulitan berguru akademik, hal ini dikarenakan sulitnya mengenal karakteristik anak semenjak dini. Adapun karakteristik yang sanggup diamati yaitu adanya kesenjangan (discrepancy) antara potensi anak dengan prestasi (akademik) dan perkembangan yang dicapai, kesenjangan ini minimal 2 level akademik atau 2 tahun perkembangan. Memiliki kesulitan pada satu bidang akademik/perkembangan yang tertinggal dibandingkan dengan bidang akademik/perkembangan lain yang dimiliki anak (perbedaan intra individual).
Demikianlah uraian mengenai Karakateristik Anak Berkebutuhan Khusus yang Mengalami Kelainan Akademik. Semoga sanggup bermanfaat.
Demikianlah uraian mengenai Karakateristik Anak Berkebutuhan Khusus yang Mengalami Kelainan Akademik. Semoga sanggup bermanfaat.