Pembelajaran Interaktif Untuk Anak: Bukti Allah Itu Ada (Wujud)

Pembelajaran Interaktif untuk Anak - Pada kesempatan kali ini, membumikan pendidikan akan share mengenai pembelajaran interaktif wacana bahan bukti bahwa Allah itu ada atau wujud kepada anak. Sudah menjadi kiprah dan tanggung jawab orang renta atau guru bahwa membelajarkan wacana tauhid untuk belum dewasa memang harus ditanamkan sedini mungkin. Apalagi dengan perkembangan zaman yang begitu sangat pesat menyerupai kini ini.

Tidak sedikit alasannya yaitu kurang maksimal dalam menanamkan pendidikan tauhid sedini mungkin, anak terbawa oleh arus modernisasi yang hampa akan nilai-nilai pendidikan islam. Maka, kewajiban orang tua, sekolah, lingkungan masyarakat dan pemerintahlah yang harus responsif akan keadaan pendidikan sekarang. Tauhid merupakan dasar yang harus dimiliki dan dipahami setiap anak sedini mungkin. Tentunya dengan pembelajaran yang gampang dan realistis pula supaya sanggup diterima.

Pembelajaran Interaktif wacana Bukti Allah itu Ada

• Simulasi, analisis, diskusi

• Anak mengetahui bahwa Allah itu wujud/ada.
• Anak menemukan bukti bahwa Allah memang wujud/ada sehingga keyakinan yang dimiliki anak akan semakin berpengaruh dan mantap.

• Air, gula pasir, gelas dan sendok

• Ambilah sesendok air dan sesendok gula pasir.
• Masukan gula ke dalam air, kemudian aduk sampai gula pasir tersebut larut.
• Ajaklah anak untuk melihat proses yang terjadi pada air dan gula pasir tersebut.
• Orang renta menawarkan pertanyaan kepada anak atas simulasi yang telah dilakukan dengan beberapa pertanyaan, misalnya: Apakah gula pasir masih tetap ada dalam air yang terdapat di gelas tersebut?; Bagaimana ia sanggup yakin bahwa gula masih ada dalam gelas padahal secara fisik sudah tidak terlihat lagi? [Arahkan supaya anak sanggup manjawab bahwa bukti gula pasir masih ada di dalam gelas tersebut yaitu dengan merasakan manisnya air itu]
• Jika anak sudah menawarkan jawabannya, orang renta menjelaskan dengan menganalogikan simulasi tersebut dengan wujud atau keberadaan Allah.

Allah itu mamang ghaib atau tidak sanggup dilihat wujudnya, namun kita sanggup melihat dan merasakan keberadaan-Nya melalui segala ciptaan-Nya. Hal ini sama dengan kejadian larutnya gula dalam air. Meskipun gula tersebut sudah tidak sanggup dilihat lagi, keberadaan gula itu tetap sanggup dirasakan dengan mencicipinya sampai terasa manisnya air tersebut.

Setelah anak mendengarkan penjelaskan tersebut. Ajak anak untuk memikirkan dan menyebutkan suatu benda yang tidak sanggup dilihat tapi sanggup dirasakan. Misalnya: udara, akal, arus listrik dan gaya gravitasi.

• Kecerdasan logis dan spasial berkembang saat anak melaksanakan pengamatan terhadap gula yang dilarutkan dalam air dan saat mencari teladan yang tidak terlihat, tetapi sanggup dirasakan.
• Kecerdasan verbal, logis, spasial, interpersonal, dan intrapersonal berkembang saat berdiskusi.