Kecerdasan Itu Multidimensional Dan Proses Discovering Ability
Mengapa Multiple Intelligences menyita perhatian masyarakat sebagai alternatif membuatkan kecerdasan anak? Ada tiga paradigma yang dibangun, pertama Kecerdasan Tidak Dibatasi Tes Formal yang sudah dibahas pada postingan terdahulu. Dan kini kita akan bahas yang selanjutnya, yaitu mengenai kecerdasan yang multidimensional dan proses Discovering Ability. Berikut uraian ringkasnya. Selamat membaca!!!
Baca juga: Kecerdasan Tidak Dibatasi Tes Formal
Baca juga: Kecerdasan Tidak Dibatasi Tes Formal
Kecerdasan itu Multidimensional
Kecerdasan seseorang sanggup dilihat dari banyak dimensi, tidak hanya kecerdasan verbal (berbahasa) atau kecerdasan logika. Gardner dengan cerdas memberi label "MULTIPLE" (baca: jamak atau majemuk) pada luasnya makna kecerdasan. Gardner tampaknya sengaja tidak menawarkan label tertentu pada makna kecerdasan menyerupai yang dilakukan oleh para penemu teori kecerdasan lain, contohnya Alferd Binet dengan IQ, Emotional Quotient (EQ) oleh Daniel Goleman, dan Adversity Quotient oleh Paul Scholtz. Namun Gardner memakai istilah "Multiple" sehingga memungkinkan ranah kecerdasan tersebut terus berkembang. Dan ini terbukti ranah-ranah yang ditemukan Gardner terus berkembang, mulai dari 6 kecerdasan (ketika pertama kali konsep dimunculkan) hingga 9 kecerdasan.
Kecerdasan itu berkembang dan masih banyak lagi kecerdasan yang belum ditemukan oleh Gardner dan hebat lain. Kecerdasan yang bermacam-macam ini lebih gampang disederhanakan dengan sebuah analisis sebagai berikut:
"Kecerdasan seseorang ialah proses kerja otak seseorang hingga orang tersebut menemukan kondisi final terbaiknya. Terkadang, kondisi final terbaik seseorang ini tidak terbatas pada satu kondisi saja. Penulis novel terlaris dunia, J.K. Rowling, menemukan kondisi final terbaik sebagai penulis pada usia 43 tahun dan terus berkembang. Sementara itu, Stevie Wonder, menemukan kondisi final terbaiknya sebagai pemusik pada usia 10 tahun dan terus berkembang".
Oleh alasannya ialah itu, dengan mengetahui Multiple Intelligences seawal mungkin, seseorang sanggup menemukan kondisi final terbaiknya lebih cepat. Selain itu, pengetahuan perihal Multiple Intelligences sanggup mendorong orang itu untuk bergerak dan menemukan kondisi final terbaik berikutnya.
Kecerdasan, Proses Discovering Ability
J.K. Rowling ialah seorang penulis yang cerdas dan berhasil. Dia menemukan kondisi final terbaiknya pada usia 43 tahun ketika berhasil menulis novel Harry Potter pertama kali. Menurutnya, perubahan besar terjadi dalam hidupnya dikala dia mengalami proses menuangkan inspirasi gilanya ke dalam goresan pena Fiksi Harry Potter. Dengan kata lain, proses penulisan tersebut sebetulnya ialah hakikat kecerdasan yang sedang berjalan. Sedangkan bentuk yang berhasil diwujudkan merupakan kondisi final terbaik yang muncul jawaban proses kecerdasan tersebut.
Kecerdasan lebih dititik beratkan pada proses untuk mencapai kondisi final terbaik. Dan Mulitiple Intelligences punya metode Discovering Ability, artinya proses menemukan kemampuan seseorang. Metode ini meyakini bahwa setiap orang niscaya mempunyai kecenderungan jenis kecerdasan tertentu. Kecenderungan tersebut harus ditemukan melalui pencarian kecerdasan. Jika yang ditemukan ialah kelemahan dalam satu jenis kecerdasan, kelemahan itu harus dimasukan ke laci dan dikunci rapat-rapat.
Multiple Intelligences menyarankan kepada kita untuk mempromosikan kemampuan atau kelebihan anak dan mengubur ketidak mampuan atau kelemahan anak. Proses inilah yang menjadi kecerdasan seorang anak. Tentu, dalam menemukan kecerdasannya, seorang anak harus dibantu oleh lingkungannya, baik itu orangtua, guru, sekolah, maupun sistem pendidikan yang diimplementasikan di suatu negara. Dan betapa banyak pola tokoh-tokoh yang cerdas, terkenal, dan bermanfaat bagi masyarakatnya ternyata banyak mempunyai kelemahan.
Kesimpulannya, apabila kondisi lingkungan seseorang aman dan selaras dengan kecenderungan kecerdasan yang dimilikinya, orang tersebut akan dengan cepat menemukan kondisi final terbaik jawaban dipicu oleh kondisi lingkungan tersebut dan sebaliknya.
Demikianlah uraian mengenai beberapa paradigma kecerdasan dalam perspektif Multiple Intelligences. Semoga bisa menambah wawasan keilmuan sahabat-sahabat mengenai definisi dan hakikat kecerdasan.